Minggu, 23 Agustus 2009

BERDOA DAN MENDOAKAN

MENDOAKAN ORANG BERSIN

Ketika itu aku sedang berada di dalam Kereta bersama beberapa teman menikmati Wochenende (Inggris = Week end) ke obyek wisata di Heidelberg kota tua yang sangat indah di Dekat Mannheim. Tiba-tiba: „Huas..sszyimm....., Huaszyim...“ aku bersin-bersin.
Semalam aku kurang tidur, aku menunggu jam 12.00 malam waktu Mannheim atau sama dengan jam 05.00 WIB. Biasanya aku kalau mau nelpon keluarga selalu menunggu jam 12.00 malam dengan harapan bila aku nelpon, keluargaku di Kendal sudah bangun sehingga tidak mengganggu. Maklum, waktu Indonesia Barat (WIB) dan waktu Mannheim - Jerman berselisih 5 jam (pada musim panas).

Huaasszzyimmmm...... hhuuaaszzyiimmmm“ aku bersin-bersin lagi. „Gesundheit....“ sayup-sayup terdengar beberapa orang berucap sambil melihatku. Sesaat setelah aku bersin, beberapa orang (orang Jerman) yang sama-sama didalam gerbong mengucap: „Gesundheit.....“. Tidak keras memang, tapi cukup jelas terdengar kata itu yaitu: „Gesundheit“.
Ketika itu, aku tidak tahu apa maksudnya. Yang aku tahu bahwa Gesundheit berarti Kesehatan. Tapi maksud dari kata itu dan kenapa pada saat aku bersin mereka mengucapkan kata itu, aku tidak tahu atau tidak paham.

Beberapa hari kemudian, ketika aku masuk ke kelas Bahasa Jerman, aku tanyakan kepada guru Bahasa Jerman-ku, ternyata kata: „Gesundheit“ itu adalah suatu doa kepada orang yang bersin yang berarti: „Kesehatan“ untuk orang yang bersin. Dasarnya adalah bahwa orang bersin itu sedang mengeluarkan virus atau kuman dari dalam tubuh melalui hidung, berarti bila orang itu bersin, maka kuman atau penyakit didalam tubuh keluar atau dibuang. Maka: „Bersin“ berarti saat menghilangnya sakit. Atau berarti pula bahwa orang yang bersin berarti orang yang sehat.

Orang yang beragama islam, setiap mendengar orang lain bersin (betawi = Bangkis) selalu mendoakan kepada orang yang bersin dengan doa: „Allahu Yarkhamulah“, yang artinya: „Semoga Allah memberi rahmat kepadaMu“. Dan orang yang bersin mengucapkan doa: „Alkhamdulillah“ yang artinya: „Segala puji bagi Allah“. Orang yang bersin dianjurkan untuk berdoa, memuji asma Allah karena diberi karunia: „Kesehatan

Mendoakan orang bersin ternyata bukan hanya milik orang yang beragama islam. Kebiasaan mendoakan orang bersin ternyata juga menjadi kebiasaan orang Jerman. Orang Jerman bila mendengar orang lain bersin, siapapun yang bersin, tidak terkecuali orang yang belum dikenalnya, selalu mendoakan dengan kata dalam bahasa Jerman: „Gesundheit“, yang artinya „Kesehatan“, atau „saatnya kembali sehat“.

Bagaimana dengan kita, keluarga kita, anak-anak kita? Berdoa dan mendoakan kepada diri sendiri dan kepada orang lain kiranya perlu dikembangkan. Berdoa bukan hanya kepada orang yang bersin dan bukan hanya pada saat mengalami kesulitan. Tetapi berdoalah pada saat memulai kegiatan dan mengakhirinya. Dengan berdoa, menjauhkan kita dari sikap “Takabur”. Insya Allah. Selamat menunaikan Ibadah Puasa bagi mereka yang menjalankan.

Mannheim, 22.08.2009
Sri Bagus DARMOYO
Guru SMK Negeri 2 Kendal

Minggu, 02 Agustus 2009

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

Renungan menjelang Peringatan Hari Kemerdekaan RI

Model Kepemimpinan Pendidikan
Perspektif Universal Kepemimpinan

Ki Hajar Dewantoro,

Pimpinan suatu lembaga atau organisasi selalu ingin menumbuhkan motivasi kerja kepada setiap staf atau bawahannya, dengan harapan motivasi kerja yang tinggi akan menumbuhkan kinerja yang baik dan akan menghasilkan prestasi yang unggul dan bermutu. Dalam menumbuhkan motivasi kepada staf atau bawahan, pimpinan lembaga atau organisasi mempunyai cara yang berbeda. Cara-cara tersebut kemudian akan menjadi suatu model perilaku yang kemudian menjadi sebuah Gaya yang dapat disebut sebagai Gaya Kepemimpinan.
Kepemimpinan pendidikan yang bersifat efektif dan inovatif akan menjadikan lembaga pendidikan berkembang. Keberhasilan kepemimpinan di sekolah yaitu keberhasilan kepala sekolah sangat dipengaruhi oleh hal-hal pokok meliputi : kepribadian, keteladanan, pemahaman konsep, kompetensi manajerial, dan profesionalisme kepala sekolah. Kepala sekolah yang berhasil adalah kepala sekolah yang dapat memanfaatkan kritik, saran dan masukan dari siapapun sebagai bahan pijakan untuk maju dan memperbaiki kekurangannya.
Filosofi Kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro yang sering kita dengar di sekolah dan dunia pendidikan pada umumnya serta sering kita baca di dalam buku-buku sejarah adalah ungkapan : ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, dan tut wuri handayani. Ungkapan tersebut sangat universal untuk diterapkan didunia pendidikan sebagai model atau gaya kepemimpinan yang digali dari falsafah bangsa Indonesia. Gaya kepemimpinan tersebut merupakan gaya kepemimpinan keteladanan yang saat ini sangat didambakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Filosofi problem solving sebagai ajaran yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantoro dengan menggunakan ungkapan bahasa jawa yang universal (sangat universal) yaitu Neng-Ning-Nung-Nang adalah salah satu gaya kepemimpinan yang merupakan hasil pemikiran asli bangsa Indonesia. Neng – berati meneng atau tenang, Ning – berarti wening atau bening, Nung – berarti dunung atau keberadaan (letak dimana), dan Nang – berarti ke-wenang-an atau kemampuan/kompetensi.
Problem solving tersebut mengajarkan kepada para pemimpin dalam menghadapi suatu masalah, bahwa seorang pemimpin harus dapat memecahkan permasalahan tanpa membuat permasalahan baru. Dalam problem solving dikatakan “kita dapat menangkap ikan tanpa membuat air-nya menjadi keruh”, atau “kita dapat menangkap ikan dalam kolam yang airnya keruh – Ikannya tertangkap, airnya menjadi bening”. Dalam problem solving yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantoro, seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah dengan tepat dan dapat diterima oleh semua pihak tanpa ada yang merasa dirugikan.
Kepemimpinan dalam perspektif Ki Hajar Dewantoro, sesuai dengan falsafah hidup luhur warisan para leluhur bangsa Indonesia yaitu : Neng, Ning, Nung, Nang, yang merupakan ruh atau inti dari : (1) Neng : Meneng ing solah bowo; (2) Ning : Wening ing pikir manungku pujo; (3) Nung : Dumunung kasunyatan; dan (4) Nang : Wenang ing jumenengan. Bila dikupas secara gamblang dalam kehidupan masa kini, maka perspektif kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro mengandung ajakan luhur yang harus dimiliki oleh para pememimpin bangsa, yang mana pada saat ini sudah banyak ditinggalkan.

Sri Bagus DARMOYO
Guru SMK Negeri 2 Kendal

Rabu, 29 Juli 2009

HUTAN PEMUKIMAN DAN INDUSTRI


Hutan Pemukiman dan Industri di Jerman


Barangkali yang ada di benak kita pada saat orang menyebut Negara Jerman adalah suatu daerah yang ditumbuhi oleh gedung-gedung tinggi, pabrik-pabrik dengan asap yang tebal dan tanah tandus yang kalau pun ditumbuhi oleh pohon, pasti pohonnya gersang dan tidak berdaun………… Barangkali itu hanya bayangan pribadi saya yang kurang pengalaman dan kurang membaca………

Tapi begitu saya menginjakkan kaki di Frankfurt dan dilanjutkan dengan tinggal beberapa minggu di Kota Kecil Saarbrücken Ibukota Negara Bagian Saarland, saya baru mendapat jawaban bahwa ternyata bayangan saya tentang Negara Jerman selama ini salah sama sekali.

Rumah di Saarbrücken umumnya dibuat flat dengan beberapa lantai (kalau di Indonesia seperti Rumah Susun), dan disana tinggal banyak keluarga. Tidak semua rumah punya garasi mobil, tidak semua rumah punya taman. Pada umumnya rumah tidak berpagar, disekitar rumah tumbuh pohon-pohon tinggi yang agak lebat (kalau tidak bisa dikatakan sebagai hutan).

Orang memparkir mobil di jalan-jalan disekitar rumah, sehingga memakan badan jalan. Flat-flat atau rumah tinggal biasanya saling berdekatan atau bergerombol. Dan diluar rumah selain ditanah pertanian, ditumbuhi pohon-pohon tinggi, yang dibawahnya dibuat jalur-jalur untuk pejalan kaki, jogging pada hari libur dan jalur-jalur sepeda. Kehidupan mereka sangat teratur, mereka sepertinya sangat menikmati irama hidup mereka. Mereka bangga dapat mempertahankan taman dan hutan di sekitar kehidupan mereka.

Industri pada umumnya terpisah dengan daerah pemukiman, sehingga di daerah pemukiman tidak ada suara bising dan tidak ada asap-asap industry.

Tentu yang saya lihat dan saya tulis pada kesempatan ini tidak bisa mewakili seluruh Kota di Jerman, tapi saya yakin bahwa dimanapun kalau kita ingin udara bersih dan hidup nyaman, maka gerakan menanam pohon harus dilakukan. Biarlah mereka merusak hutan, tetapi jika para penanam pohon lebih banyak dari pada yang merusak, maka hutan kita tidak akan habis, paling tidak kita menanam untuk anak cucu kita, terima kasih.

di-posting oleh : Sri Bagus Darmoyo

Guru SMK Negeri 2 Kendal

bagusd_26@yahoo.co.id

BURUNG-BURUNG SAHABAT MANUSIA

BURUNG-BURUNG “SAHABAT MANUSIA”

Barangkali terlalu dini kalau saya katakan telah banyak mengetahui tentang Negeri Hitler - Jerman, karena baru 1 bulan 20 hari saya berada disana. Dan dalam waktu yang cukup pendek itu pun saya baru singgah di beberapa kota yaitu Saarbrücken, Mannheim, Frankfurt, Trier, Schengen dan Luxemburg. Akan tetapi baik di Saarbrücken maupun di Mannheim dan kota-kota lainnya saya memiliki pengalaman yang sama yaitu setiap bangun pagi, saya dibangunkan oleh suara-suara burung yang bernyanyi menyambut terbitnya Matahari. Suasana ini mengingatkan saya akan kenangan masa kecil di kampung halaman yaitu di Purworejo tempat kelahiranku. Setiap bangun pagi selalu disambut dengan kokok Ayam Jantan dan Nyanyian Burung. Suasana yang sudah cukup langka bisa dinikmati di sebagian kota-kota besar di Indonesia. Dari apa yang saya alami dan saya lihat, kemudian saya mencoba mengamati perilaku para penduduk, binatang piaraan dan binatang liar termasuk diantaranya burung.

Di Kota Saarbrücken, banyak burung Merpati liar yang berterbangan diantara manusia yang berlalu-lalang. Burung-burung itu berterbangan mencari makan diantara kerumunan Manusia. Kadang bahkan terlihat orang-orang itu (biasanya Ibu-ibu atau anak-anak) rela membagi makanan (biasanya makanan kering) kepada burung-burung itu dengan cara dihamburkannya begitu saja, dan burung-burung merpati itu akan berdatangan berkerumun. Burung-burung itu seperti sahabat Manusia, mereka tidak takut berterbangan diantara Manusia yang sedang berlalu lalang. Di Mannheim, keadaannya tidak jauh beda dengan apa yang saya perhatikan di Saarbrücken begitu pula dikota lain yang saya singgahi. Perilaku burung Merpati di tengah Kota Mannheim sama dengan apa yang saya lihat di Saarbrücken. Burung merpati itu akan lansung berkerumun mana kala ada yang menghamburkan makanan (kering) kepadanya.

Bagaimana dengan burung-burung liar? Burung-burung liar banyak berkeliaran diperkampungan. Mereka mencari makan di atas pohon disekitar perkampungan, kebun-kebun, sekitar pertanian dan diatas pohon dipinggir jalan. Burung-burung itu mulai mencari makan dipagi hari sambil bernyanyi di sekitar kehidupan manusia bahkan sejak dini hari ketika kita masih tertidur. Sebagai mana layaknya yang terjadi di Indonesia dan tentu di daerah lain diseluruh Dunia. Terus apa bedanya dengan di Indonesia?

Di Jerman pohon-pohon yang tumbuh atau ditanam (direncanakan atau tidak) adalah pohon biji-bijian yang menyediakan makanan untuk burung-burung liar. Bukan hanya pohon-pohon yang tumbuh dihutan dan pohon-pohon disekitar perkampungan, tetapi pohon-pohon yang berada di kota pun ternyata menyediakan makanan untuk burung-burung kecil, burung-burung liar. Para penduduk yang tinggal baik di Saarbrücken, Mannheim maupun kota lain yang saya singgahi tidak mengusik kehidupan burung-burung itu, bahkan pohon-pohon yang mereka tanam sebagai pohon pelindung, selain berfungsi sebagai pendukung keindahan kota, sebagai taman, juga sebagai sumber makanan bagi sahabat mereka yaitu burung-burung kecil, burung-burung liar, burung-burung yang berterbangan. Burung-burung pun membalas kebaikan manusia dengan menyajikan kicau merdu. Senandung rindu: “Nyanyian alam menyambut terbit Sang Matahari“.

Mannheim, 23 Juli 2009

Sri Bagus DARMOYO

Guru SMK Negeri 2 Kendal